Kalau saja Tintin (Jamie Bell) tak menemukan replika kapal bernama Unicorn itu, bisa jadi ia tak akan terlibat petualangan seru menemukan harta karun yang lama terpendam. Mungkin takdir, mungkin juga hanya kebetulan tapi yang pasti ini adalah awal dari sekian banyak petualangan seru lainnya.
Tintin sudah curiga ada sesuatu yang spesial dari replika kapal ini. Kalau tidak, rasanya tidak mungkin ada orang yang rela membayar mahal untuk kapal kecil itu. Saat ada yang berusaha merebut paksa kapal itu,
semakin kuat kecurigaan Tintin. Yang lebih menarik lagi, ternyata kapal itu ada sangkut pautnya dengan Captain Haddock (Andy Serkis).
Captain Haddock ternyata juga punya replika kapal yang sama. Bukan hanya itu, kapal ini ternyata adalah warisan dari leluhur Captain Haddock. Konon, kapal ini menyimpan rahasia yang bakal menuntun pemiliknya ke arah harta karun yang selama ini terpendam dan tak ada yang tahu. Dari sini, dimulailah petualangan seru yang melibatkan dua detektif konyol, Thomson dan Thompson (Simon Pegg) dan Red Rackham (Daniel Craig).
Review
Sedikit dilematis. Bisa jadi itu juga yang dirasakan Steven Spielberg saat memutuskan mengadaptasi Tintin ke layar lebar. Bagaimana tidak, membuatnya sebagai film animasi murni pastinya tak akan terlalu menarik karena Tintin sendiri sudah pernah dibuat dalam versi animasi sebagai serial televisi. Kalau diproduksi dalam format live-action, bisa jadi para fans berat Tintin bakal kecewa kalau sang pemeran tak sanggup menghadirkan image Tintin seperti dalam versi komik.
Kompromi akhirnya dibuat. Tintin tidak dibuat sebagai film animasi namun tetap melibatkan para aktor lebih dari sekedar mengisi suara. Film 3D ini dibuat dengan teknologi motion capture. Hasilnya, sangat memuaskan selama Anda tidak melihatnya dari sisi fans. THE ADVENTURES OF TINTIN juga menarik selama Anda tidak pesimis dengan teknologi motion capture dan 3D.
Bisa jadi dengan pertimbangan memunculkan sebanyak mungkin karakter, para penulis naskah memutuskan untuk menggabungkan tiga judul (Kepiting Bercapit Emas, Rahasia Kapal Unicorn, dan Harta Karun Rackham Merah) menjadi satu kisah. Banyaknya karakter membuat tingkat kesulitan jadi lebih tinggi, untungnya naskah ini tertolong popularitas masing-masing karakter. Tak perlu lagi penjelasan terlalu detil. Kebanyakan orang sudah kenal baik dengan mereka sementara buat yang tak kenal, masing-masing karakter sudah terjelaskan dengan cukup baik.
Keputusan membuatnya jadi animasi 3D dengan teknologi motion capture berhasil membuat kisah tahun 1940-an ini jadi terasa modern meski tetap mempertahankan seting aslinya. Di saat yang sama, muncul sedikit masalah terutama soal ekspresi wajah dan emosi. Seandainya THE ADVENTURES OF TINTIN ini tak dibuat berdasarkan kisah yang sudah lebih dulu populer, bisa jadi kendala-kendala di atas tak akan terlalu dipermasalahkan karena secara garis besar, film ini sudah layak mendapat acungan dua jempol (Kapanlagi.com)
Bluray-MHD | DVDRip-TARGET | SUBTITLE